Kolaborasi Masyarakat

kolmas Volume 1, Issue 2, Page 46-49, 2025
e-ISSN 3109-0354
p-ISSN
DOI

ETFLIN Logo
ETFLIN
Public Insight

Edukasi Pemberian Vitamin A sebagai Upaya Preventif Stunting pada Balita di Posyandu Nanas Karangroto

Sulistyianingsih Sulistyianingsih1, Anim Falakhudin2, Annisa Azkiya2, Bintang Ananda2, Caroline Margarete2, Hasna Labibah2, Milatun Nadhifah2

1Departemen Farmakokimia, Fakultas Farmasi, Universitas Islam Sultan Agung, Semarang 50112, Indonesia; 2Program Sarjana Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Islam Sultan Agung, Semarang 50112, Indonesia

Corresponding: aptsulistyaningsih@unissula.ac.id (Sulistyianingsih Sulistyianingsih).

Received: 29 June 2025
Revised: 27 September 2025
Accepted: 08 November 2025
Published: 19 November 2025

Editor: Fahrul Islam

© 2023 by the Authors
Creative Commons License

Keywords: Stunting prevention, Vitamin A supplementation, Community education
Abstract: Stunting remains a major nutritional problem affecting children’s growth and development in Indonesia. Vitamin A deficiency is one of the contributing factors, as this micronutrient plays a vital role in maintaining immune function, supporting growth, and protecting against infection-related growth impairment. Community education is essential to increase parental awareness of the importance of vitamin A in preventing stunting. This qualitative descriptive study was conducted at Nanas Posyandu, Karangroto Village, Semarang City, on February 12, 2025, involving 25 parents and their 25 toddlers. The educational activity lasted 60 minutes and included counseling sessions using posters, leaflets, and vitamin A capsule models. The session covered the functions of vitamin A, recommended supplementation schedules, and signs of deficiency that may increase the risk of stunting. Data were collected through field observations, participant feedback, and documentation, then analyzed qualitatively to describe participants’ engagement and understanding. The results showed increased awareness and improved understanding among parents regarding the broader role of vitamin A, not only for vision but also for immune support and growth. Participants actively engaged in discussions and demonstrated positive responses to the community-based education. This activity highlights that participatory health education at the community level can enhance nutrition literacy and support the sustainability of national stunting prevention programs. It is recommended that similar educational initiatives be implemented regularly, involving Posyandu cadres and local health workers to reach more families with young children.

Pendahuluan

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun, prevalensi stunting nasional mencapai 21,6%, menunjukkan bahwa satu dari lima balita di Indonesia mengalami gangguan pertumbuhan(1). Stunting tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga pada perkembangan kognitif, produktivitas di masa depan, serta meningkatkan risiko penyakit tidak menular di usia dewasa (2, 3).

Salah satu upaya untuk mencegah stunting adalah dengan memastikan kecukupan asupan zat gizi penting, termasuk vitamin A (4, 5). Vitamin A berperan dalam menjaga kesehatan sistem imun, mendukung pertumbuhan tulang, serta mempercepat pemulihan dari infeksi yang dapat memperburuk status gizi anak (6). Kekurangan vitamin A pada anak balita dapat meningkatkan kerentanan terhadap penyakit infeksi dan memperlambat proses pertumbuhan, yang pada akhirnya meningkatkan risiko terjadinya stunting (7, 8).

Pemerintah Indonesia telah melaksanakan program pemberian vitamin A secara rutin kepada balita melalui kapsul vitamin A setiap enam bulan telah menjadi program nasional di Indonesia (9). Namun, tingkat kesadaran orang tua tentang pentingnya vitamin A dalam pencegahan stunting masih perlu ditingkatkan, terutama di tingkat komunitas seperti Posyandu (10, 11).

Berdasarkan latar belakang tersebut, kegiatan edukasi bertema "Edukasi Pemberian Vitamin A sebagai Upaya Preventif Stunting pada Balita" dilaksanakan pada tanggal 12 Februari 2025 di Posyandu Nanas, Kelurahan Karangroto, Kota Semarang, Jawa Tengah. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan orang tua tentang pentingnya vitamin A dan mendorong partisipasi aktif dalam program suplementasi vitamin A sebagai salah satu langkah pencegahan stunting pada balita.

Deskripsi Kegiatan

Kegiatan edukasi tentang pemberian vitamin A sebagai upaya preventif stunting dilaksanakan pada 12 Februari 2025 di Posyandu Nanas, Kelurahan Karangroto, Kota Semarang, Jawa Tengah. Sasaran kegiatan meliputi 25 orang tua dengan 25 balita binaan Posyandu, terutama ibu yang berperan langsung dalam pemenuhan gizi anak.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan rancangan studi kegiatan edukatif partisipatif. Tujuan utama penelitian adalah menggambarkan proses pelaksanaan edukasi, partisipasi peserta, serta perubahan pemahaman orang tua mengenai pentingnya vitamin A dalam pencegahan stunting.

Kegiatan diawali dengan tahap persiapan, yaitu penyusunan materi penyuluhan dan media pembelajaran. Materi disusun berdasarkan pedoman Kementerian Kesehatan tentang suplementasi vitamin A, sementara media yang digunakan mencakup poster, leaflet, dan alat peraga kapsul vitamin A. Tahap pelaksanaan berlangsung selama 60 menit dan mencakup tiga bentuk kegiatan utama, yaitu penyuluhan, diskusi interaktif, dan demonstrasi. Pada sesi penyuluhan, peserta memperoleh informasi mengenai fungsi vitamin A, dampak kekurangannya terhadap kesehatan anak, serta jadwal pemberian kapsul setiap enam bulan. Sesi diskusi dilakukan secara terbuka untuk menampung pertanyaan peserta, meluruskan miskonsepsi, dan menilai tingkat pemahaman mereka. Selanjutnya, sesi demonstrasi dilakukan untuk memperlihatkan cara pemberian kapsul vitamin A yang benar kepada balita.

Tahap evaluasi dilakukan secara observasional dan kualitatif melalui pengamatan terhadap keaktifan peserta selama kegiatan, keterlibatan dalam diskusi, serta umpan balik lisan yang disampaikan setelah kegiatan selesai. Data dikumpulkan melalui catatan lapangan, dokumentasi kegiatan, dan refleksi peserta, kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk menelaah perubahan sikap, partisipasi, dan pemahaman peserta terhadap materi edukasi.

Pendekatan ini memungkinkan peneliti memahami perubahan pemahaman dan sikap peserta secara mendalam melalui interpretasi terhadap interaksi, pengalaman, dan respons selama kegiatan edukasi berlangsung. Selain itu, metode ini menekankan partisipasi aktif masyarakat sebagai bagian dari strategi pencegahan stunting berbasis komunitas, sejalan dengan kebijakan nasional dalam peningkatan status gizi anak melalui kegiatan Posyandu.

Evaluasi Kegiatan

Evaluasi kegiatan dilakukan secara deskriptif dan kualitatif, berfokus pada proses pembelajaran dan respons peserta terhadap materi yang disampaikan. Penilaian dilakukan melalui observasi langsung, refleksi peserta di akhir kegiatan, serta umpan balik lisan yang dikumpulkan oleh tim pelaksana. Data hasil observasi dan refleksi dianalisis secara tematik untuk mengidentifikasi peningkatan kesadaran, pemahaman baru, dan perubahan sikap terhadap pentingnya vitamin A. Dengan demikian, hasil yang disajikan tidak bersifat kuantitatif melainkan menggambarkan dinamika partisipasi dan pemahaman peserta selama proses edukasi berlangsung.

Temuan dan Interpretasi

Kegiatan edukasi tentang pemberian vitamin A sebagai upaya preventif stunting telah dilaksanakan sesuai rencana pada tanggal 12 Februari 2025 di Posyandu Nanas, Kelurahan Karangroto, Kota Semarang. Kegiatan ini diikuti oleh 25 orang tua balita dan 25 balita yang terdaftar di Posyandu. Edukasi berlangsung selama sekitar 60 menit dengan menggunakan media berupa poster, leaflet, dan alat peraga kapsul vitamin A. Materi yang disampaikan mencakup peran vitamin A terhadap sistem imun dan pertumbuhan anak, jadwal pemberian kapsul vitamin A secara rutin (setiap Februari dan Agustus), serta tanda-tanda kekurangan vitamin A yang dapat meningkatkan risiko stunting.

Hasil observasi menunjukkan bahwa peserta menunjukkan antusiasme dan keterlibatan yang tinggi sepanjang kegiatan. Sebagian besar peserta aktif bertanya selama sesi diskusi, terutama terkait manfaat vitamin A, cara pemberian kapsul yang benar, serta dampak jika anak tidak mendapatkan suplementasi. Berdasarkan refleksi lisan di akhir sesi, lebih dari dua pertiga peserta menyatakan baru memahami bahwa vitamin A memiliki fungsi penting tidak hanya untuk kesehatan mata, tetapi juga untuk pertumbuhan dan pencegahan stunting.

Selain peningkatan pemahaman, catatan lapangan juga menunjukkan adanya perubahan sikap positif di antara peserta, yang ditandai dengan komitmen mereka untuk rutin membawa anak ke Posyandu saat jadwal pemberian kapsul vitamin A berikutnya. Kader Posyandu juga melaporkan peningkatan minat masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan serupa. Temuan-temuan ini menunjukkan bahwa pendekatan edukasi partisipatif efektif dalam meningkatkan literasi gizi dan kesadaran pencegahan stunting di tingkat komunitas.

Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa edukasi partisipatif mengenai pentingnya vitamin A di Posyandu Nanas berhasil meningkatkan pengetahuan dan kesadaran orang tua terhadap peran vitamin A dalam mencegah stunting. Temuan ini sejalan dengan laporan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2023) yang menyatakan bahwa suplementasi vitamin A merupakan salah satu intervensi gizi spesifik dengan dampak langsung terhadap pencegahan stunting (12). Program pemberian kapsul vitamin A setiap enam bulan bagi anak usia 6–59 bulan menjadi kebijakan nasional yang sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat, khususnya para ibu sebagai pengasuh utama anak (13).

Secara fisiologis, vitamin A berperan penting dalam diferensiasi sel, fungsi sistem imun, dan metabolisme tulang (14). Kekurangan vitamin A dapat menghambat proses pertumbuhan, memperburuk risiko infeksi seperti diare dan campak, serta meningkatkan morbiditas yang berkontribusi terhadap kejadian stunting (15). Oleh karena itu, pemahaman masyarakat mengenai fungsi vitamin A menjadi kunci untuk memastikan keberhasilan intervensi gizi mikro di tingkat komunitas.

Studi Prabowo et al. (2022) juga menegaskan bahwa peningkatan literasi gizi pada ibu memiliki hubungan erat dengan penurunan risiko stunting (16, 17). Pendekatan edukatif yang dilakukan secara langsung melalui Posyandu terbukti efektif dalam mengubah perilaku dan meningkatkan cakupan intervensi gizi Masyarakat (18, 19). Hasil penelitian ini mendukung temuan tersebut, di mana keterlibatan peserta secara aktif dalam diskusi dan refleksi menunjukkan adanya peningkatan kesadaran dan niat untuk berpartisipasi pada program vitamin A berikutnya.

Selain itu, edukasi gizi yang dikombinasikan dengan demonstrasi praktik nyata dapat memperkuat pemahaman peserta mengenai cara pemberian dan pentingnya keteraturan konsumsi vitamin A (20). Penelitian Purwoko et al. (2022) di Indonesia menunjukkan bahwa anak yang secara teratur menerima suplementasi vitamin A memiliki risiko lebih rendah mengalami stunting dibandingkan anak yang tidak menerima (21). Hasil kegiatan ini menunjukkan arah yang serupa, di mana peningkatan pemahaman ibu diharapkan berkontribusi terhadap peningkatan kepatuhan terhadap jadwal suplementasi.

Lebih jauh, edukasi juga menekankan pentingnya sumber vitamin A dari makanan alami seperti hati ayam, telur, wortel, dan sayuran hijau, sebagaimana disarankan oleh Rina Situmorang et al. (2024) (22). Pendekatan ini memperkuat keberlanjutan perilaku gizi baik di tingkat rumah tangga. Namun, beberapa tantangan tetap ditemukan, antara lain rendahnya kehadiran di Posyandu dan keterbatasan pengetahuan awal mengenai fungsi gizi mikro. Oleh karena itu, diperlukan sinergi berkelanjutan antara kader Posyandu, tenaga kesehatan, dan tokoh masyarakat agar pesan gizi dapat dipahami dan diterapkan secara konsisten.

Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa edukasi partisipatif berbasis komunitas merupakan strategi efektif dan kontekstual untuk meningkatkan literasi gizi dan mendorong perubahan perilaku pencegahan stunting. Kegiatan ini mendukung upaya pemerintah dalam mencapai target penurunan prevalensi stunting nasional menjadi 14% pada tahun 2024 sebagaimana ditetapkan dalam RPJMN (23).

Kesimpulan

Kegiatan edukasi tentang pemberian vitamin A sebagai upaya preventif stunting di Posyandu Nanas, Kelurahan Karangroto, menunjukkan adanya peningkatan kesadaran dan pemahaman orang tua balita mengenai peran vitamin A dalam mendukung pertumbuhan, sistem imun, dan pencegahan stunting. Melalui penyuluhan, diskusi interaktif, dan demonstrasi, sebagian besar peserta mulai memahami bahwa vitamin A tidak hanya penting untuk kesehatan mata, tetapi juga berkontribusi terhadap pertumbuhan optimal anak. Antusiasme dan partisipasi aktif peserta selama kegiatan mencerminkan penerimaan positif terhadap pendekatan edukatif berbasis komunitas.

Edukasi yang dilakukan secara partisipatif di lingkungan Posyandu terbukti menjadi sarana efektif dalam memperkuat literasi gizi keluarga dan mendorong keterlibatan orang tua dalam program suplementasi vitamin A. Hasil kegiatan ini menegaskan bahwa peningkatan pemahaman dan kesadaran gizi di tingkat keluarga merupakan langkah awal yang penting dalam mendukung upaya nasional pencegahan stunting secara berkelanjutan.