Kewirausahaan Petani Kabupaten Bone: Sebuah Kolaborasi International Fund for Agricultural Development (IFAD) dan Indonesia
by Alifah Safira Aulia ★
Academic editor: Yoseb Boari
Kolaborasi Masyarakat 1(1): 24-32 (2025);
This article is licensed under the Creative Commons Attribution (CC BY) 4.0 International License.
29 Apr 2025
10 May 2025
06 Jun 2025
09 Jun 2025
Abstract: This study aims to analyze the impact of the Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) Program on the development of youth entrepreneurship among young farmers in Bone Regency, as well as its contribution to increasing income and economic self-reliance in rural areas. The YESS Program is a collaborative initiative between IFAD and the Government of Indonesia through the Ministry of Agriculture, designed to address poverty, malnutrition, and low food productivity in rural regions through training, certified internships, competitive grants, and the Youth Agricultural Entrepreneurship Program (PWMP). This research employs a descriptive qualitative approach with field research methods, including direct data collection through observation, interviews, and documentation. The study is grounded in the theory of international cooperation, which explains how global collaboration can enhance local capacity. The findings indicate that the YESS Program has successfully promoted positive changes in entrepreneurial attitudes and skills among the younger generation in agriculture, created local business opportunities, and improved access to resources and markets. These findings affirm that international cooperation programs like YESS can be an effective strategy for supporting youth regeneration in farming and fostering sustainable rural development based on agribusiness.
Keywords: Agricultural developmentKolaborasi masyarakatPertanian
Pendahuluan
Indonesia adalah negara beriklim tropis dengan tingkat curah hujan yang relatif tinggi, jenis tanah yang beragam, serta bentang wilayah yang mendukung kegiatan pertanian (1). Kondisi ini menjadikan Indonesia memiliki potensi lahan pertanian sekitar 94 juta hektare, yang terdiri atas 25.4 juta hektare lahan sawah dan 68.6 juta hektare lahan kering (2). Dengan jumlah petani mencapai 33.4 juta orang, sektor pertanian masih menjadi salah satu penopang utama perekonomian nasional (3). Keanekaragaman hayati, kondisi agroklimat, dan sumber daya manusia di sektor pertanian dapat dimanfaatkan sebagai modal dalam meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan sistem pertanian (4). Oleh karena itu, sektor ini memiliki kontribusi strategis dalam mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Namun, dalam pengembangannya, tidak jarang pertanian di Indonesia ini mengalami beberapa hambatan seperti dalam hal pengembangan sumber daya masyarakat khususnya pada bidang Pendidikan (5). Pada bidang ini jumlah petani yang tidak menyelesaikan pendidikannya terbagi menjadi tiga bagian, pertama pada Tingkat Sekolah Dasar (SD) sebanyak 66.42%, kemudian pada Tingkat Sekolah Menengaah Pertama (SMP) mencapai 16.13%, dan di Tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 14.33%, jumlah petani yang tidak menyelesaikan atau menamatkan dirinya pada jenjang Pendidikan sekolah. Sedangkan Adapun generasi muda yang telah menempuh pendidikannya, seperti D1/D2/D3 akademik hanya sebanyak 0.4%, tamatan S1 sebanyak 2.3%, dan tamatan S2/S3 sebanyak 0.1%. (6). Begitu pula di Kabupaten Bone yang menjadi fokus penelitian penulis, berdasarkan Badan Pusat Statistik pada tahun 2022 kabupaten Bone. Pada tingkat pendidikan SD, tidak/belum tamat SD dan tidak/belum pernah sekolah sebanyak 50.35%, sementara pada tingkat SMP sebesar 14.50%, tingkat SMA 22.56%, dan tingkat Perguruan Tinggi sebanyak 12.58% (7).
Kemudian Kemiskinan juga menjadi hambatan dalam bidang pertanian. Dimana pada masyarakat pedesaan kemiskinan masih menjadi faktor permasalahan dalam pengembangan sumber daya manusia. Hal ini dapat disaksikan pada data Badan Pusat Statistik 2020 di Indonesia, jumlah penduduk miskin mencapai 10,19%. Hal ini disebabkan peningkatan sebanyak 0.97% dari tahun 2019. Dalam peningkatan ini meliputi presentase penduduk miskin pedesaan di Indonesia. Karena pada daerah pedesaan terdapat sebanyak 12.60% pada tahun 2019, kemudian mengalami peningkatan lagi pada tahun 2020 dan mencapai 13.2% (6). Termasuk jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bone yang menjaadi salah satu daerah dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di Indonesia pada tahun 2019 hingga 2020, yaitu terdapat sebanyak 76.52% penduduk miskin ditahun 2019 dan sebanyak 81.33% pada tahun 2020 (8).
Faktor selanjutnya yang menjadi penghambat dalam perkembangan pertanian adalah Usia Produktif. Salah satu tantangan serius yang dihadapi sektor pertanian di Indonesia saat ini adalah menurunnya minat generasi muda untuk terlibat dalam dunia pertanian, sementara mayoritas petani yang ada kini didominasi oleh kelompok usia lanjut. Kondisi ini mengancam keberlanjutan sektor pertanian nasional ke depan. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat, khususnya generasi muda, menjadi sangat penting untuk menumbuhkan kembali kesadaran akan pentingnya bertani sebagai profesi yang potensial dan strategis. Berdasarkan hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS), Badan Pusat Statistik 2018 di Indonesia terdapat tenaga kerja yang berusia 45-54 pada sektor pertanian sebanyak 27,4%. Pada usia 35-44 tahun terdapat sebanyak 24.4%. Serta pada usia 55-64 sebanyak 20% (6). Hal ini pula hampir sama dengan Kabupaten Bone di tingkat usia produktif (lihat Gambar 1), berdasarkan pada Badan Pusat Statistik pada tahun 2023,yang mendominasi pada bidang pertanian masih petani yang berusia rentan. Pada usia 45-54 tahun sebanyak 38.759 orang, pada Tingkat usia 55-64 sebanyak 25.647 orang, dan diusia 65 tahun keatas terdapat 16.607 orang. Sedangkan pada usia produktif yaitu 35-44 tahun terdapat 30.690 orang. Usia 25-34 terdapat 15.862 orang. Serta pada usia 14-24 terdapat sekitar 3.035 orang (7).

Oleh karena itu, dengan banyaknya tantangan yang dihadapi oleh pertanian, Indonesia tidak bisa menyelesaikannya sendiri, maka menjalin kolaborasi dengan pihak terkait dapat menjadi solusi bagi untuk membantu dalam mengatasi hambatan ini. Dengan demikian International Fund for Agriculture Development (IFAD) dapat menjadi alternatif untuk berkerjasama. Karena IFAD merupakan salah satu organisasi keuangan internasional yang berdiri pada tahun 1977 dibawah naungan PBB. IFAD terbentuk didasarkan pada landasan atas Keputusan Konferensi Pangan Dunia, yang memutuskan bahwa sebauh institusi keuangan internasional harus membantu mendanai setiap proyek pembangunan pertanian di negara berkembang. Hal ini pula sesuai dengan tekat IFAD dalam meminimalisir urgensi kemiskinan dengan memberikan pasokan dana, dan fasilitas yang akan dimanfaatkan oleh Masyarakat setempat dalam mengelolah hasil taninya (9).
Sebagai salah satu negara berkembang didunia, Indonesia sangat membutuhkan kolaborasi untuk membantu pemberdayaan Masyarakat. Oleh karena itu, Indonesia telah berkolaborasi dengan IFAD sejak tahun 1980. Terdapat 17 proyek di 27 provinsi di Indonesia, yang nantinya diberikan modal usaha sebagai pembangunan berkelanjutan Masyarakat pedesaan (9). Salah satu program yang telah diciptakan dari hasil kolaborasi Indonesia dengan IFAD adalah program Youth Enterpreneur and Employment Support Services (YESS) adalah program yang diciptakan sebagai sarana bagi pemuda untuk meningkatkan kapasitas pemuda yang ada di desa. Dalam konteks inilah, Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) hadir sebagai upaya konkret untuk mengatasi persoalan regenerasi petani melalui peningkatan kapasitas, pelatihan, dan dukungan kewirausahaan bagi pemuda di sektor pertanian. Melalui empat program utama yakni Pelatihan, Magang Bersertifikat, Hibah Kompetitif, dan Pertumbuhan Muda pertanian (PWMP). Dalam program ini memberdayakan semua tanpa memandang gender dan menargetkan usia 17-39 tahun yang berdomisili di 4 provinsi penerapan program YESS yaitu Bantaeng, Bulukumba, Bone, Gowa, dan Maros (10). Kabupaten Bone merupakan salah satu kabupaten yang terpilih dalam penerapan program YESS. Karena berdasarkan rekam jejaknya, Kabupaten Bone pernah menjadi penyumbang padi untuk sulawesi selatan sebanyak 225.632 ton (11). Namun dalam pengelohannya secara berkelanjutan masih belum dimanfaatkan secara optimal, kurangnya kreatifitas masyarakat menjadi penghambat dalam mengelolah hasil tani berkelanjutan. Diharapkan dengan adanya program ini dapat memberikan manfaat yang dapat menambah wawasan serta dapat membantu menggali keterampilan yang ada pada masyarakat itu sendiri.
Metodologi
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif, dengan metode field research, Tujuannya adalah untuk menggambarkan dan menganalisis dampak program YESS terhadap perkembangan kewirausahaan di sektor pertanian, khususnya di Kabupaten Bone. Kabupaten Bone dipilih sebagai lokasi penelitian karena secara geografis dan demografis memiliki potensi besar di sektor pertanian serta telah menjadi salah satu daerah penerima manfaat program YESS. Kabupaten ini berada di pesisir timur Sulawesi Selatan dengan luas wilayah sekitar 4,559 km² dan iklim tropis yang mendukung kegiatan pertanian.
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan perspektif liberalisme dalam hubungan internasional, yang menekankan pentingnya kerjasama antarnegara maupun aktor non-negara untuk mencapai tujuan bersama, termasuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pendekatan ini dipilih untuk mengkaji relevansi kerjasama Indonesia dengan IFAD melalui program YESS dalam mendukung sektor pertanian melalui kewirausahaan.
Sumber Data
Dalam sumber data penelitian ini terbagi menjadi dua kategori, yakni Data Primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan informan terkait, seperti pejabat Dinas Pertanian Kabupaten Bone, fasilitator program YESS Kabupaten Bone, masyarakat penerima manfaat program. Sedangkan kategori kedua yaitu Data Sekunder adalah data diperoleh dari hasil studi pustaka berupa jurnal, buku, dokumen resmi, dan laporan penelitian terkait topik yang diangkat.
Metode Pengumpulan Data
Dalam teknik pengumpilan data menggunakan dua metode yang meliputi wawancara dan studi pustaka. Dalam wawancara ini, digunakan metode tanya-jawab secara langsung kepada narasumber yang dipilih berdasarkan relevansi dengan tema penelitian, sebagaimana dalam penelitian ini, yakni pelaksana program, fasilitator, dan masyarakat peserta program. Adapun yang kedua adalah studi pustaka, dimana dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data berasal dari berbagai referensi pustaka yang mendukung kajian teori dan latar belakang permasalahan dalam penelitian ini.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pada penelitian ini, proses pengolahan dan analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan penting. Pertama, reduksi data dilakukan dengan menyaring dan merangkum data, hanya menyisakan informasi penting yang sesuai dengan fokus penelitian, serta mengeliminasi data yang tidak relevan. Seluruh data hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi yang telah dikumpulkan diseleksi dan dirangkum untuk memudahkan proses analisis berikutnya. Kedua, penyajian data yaitu data yang telah terseleksi kemudian disajikan dalam bentuk deskriptif naratif. Penyajian ini bertujuan agar peneliti dapat memperoleh gambaran utuh terkait data yang telah diperoleh, sehingga mempermudah dalam proses analisis lanjutan dan penyusunan kesimpulan Ketiga, penarikan kesimpulan adalah langkah terakhir dalam data yang telah dianalisis. Kesimpulan ini dihasilkan dengan cara menghubungkan data empiris di lapangan dengan teori-teori yang digunakan dalam penelitian, sehingga dapat menjawab permasalahan penelitian secara komprehensif.
Hasil dan Pembahasan
International Fund for Agricultural Development (IFAD) dan Kewirausahaan di Sektor Pertanian Indonesia
IFAD merupakan lembaga internasional di bawah PBB yang berdiri sejak 1977 dengan misi memberantas kemiskinan di pedesaan negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. IFAD telah banyak menjalankan program pemberdayaan masyarakat di desa berbasis sektor pertanian. Di Indonesia, sektor pertanian menghadapi berbagai tantangan, seperti rendahnya tingkat pendidikan petani, dominasi usia petani yang tidak lagi produktif, serta rendahnya minat generasi muda di bidang pertanian (12). IFAD bersama Kementerian Pertanian RI merancang program YESS sebagai upaya meningkatkan regenerasi petani muda dan mendorong inovasi usaha tani. Program YESS menawarkan pelatihan kewirausahaan, magang bersertifikat, bantuan modal, serta program penumbuhan wirausaha muda pertanian yang bertujuan menciptakan kesempatan kerja sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat desa. Program YESS di Kabupaten Bone dimulai dengan pendataan calon peserta, pelatihan berbasis kebutuhan lapangan, dan program magang baik dalam negeri maupun luar negeri. Fasilitator program mendampingi peserta dalam seluruh tahapan, mulai dari seleksi hingga realisasi bantuan dana dan pengembangan usaha (9).
Dalam penelitian ini menggunakan teori Kerjasama internasional, Menurut Robert Keohane, kerja sama internasional terjadi ketika aktor-aktor dalam hubungan internasional mampu menyesuaikan kebijakan dan sikap mereka terhadap pihak lain melalui mekanisme koordinasi. Dalam konsep kerja sama ini, terdapat dua unsur utama yang mendasarinya. Pertama, kerja sama dilakukan karena para aktor memiliki tujuan yang sejalan. Kedua, kerja sama tersebut bertujuan untuk mendatangkan keuntungan atau manfaat bagi semua pihak yang terlibat (13). Kerja sama internasional biasanya terbentuk sebagai respons terhadap dinamika kehidupan global yang melibatkan berbagai aspek seperti politik, ekonomi, sosial, ideologi, dan lainnya. Kerja sama ini muncul karena adanya kepentingan bersama untuk mencapai kesejahteraan atau karena kebutuhan untuk menyelesaikan persoalan tertentu (14).
Dalam konteks ini, kolaborasi antarnegara menjadi alternatif strategis dalam mencari solusi atas permasalahan global atau sektoral yang dihadapi bersama. Melalui kerja sama internasional, setiap negara atau aktor yang terlibat diharapkan dapat memperoleh manfaat yang sepadan dengan kontribusi yang diberikan. Dalam konteks ini, negara maupun lembaga internasional berperan sebagai aktor utama yang menyuarakan kepentingan masing-masing dalam proses kerja sama guna mencapai tujuan yang diharapkan.
Hal ini sejalan dengan pandangan Daniel Frei melalui pendekatan public choice approach, yang menekankan bahwa kerja sama dibentuk berdasarkan upaya para aktor untuk mengoptimalkan kepentingannya dalam suatu tatanan internasional (13). Dalam kerangka tersebut, kerja sama antara Indonesia dan IFAD terbangun atas dasar adanya kepentingan bersama, di mana kedua belah pihak berharap memperoleh timbal balik yang saling menguntungkan melalui pelaksanaan program yang disepakati. Penelitian ini sejalan dengan kategorisasi kerjasama menurut K. J. Holsti, bentuk kerja sama yang terjadi sebagai kerjasama fungsional, ialah kerja sama yang muncul atas dasar kepentingan bersama untuk mencapai tujuan tertentu. Kerja sama semacam ini umumnya diarahkan untuk membantu suatu negara dalam mengatasi permasalahan spesifik, dalam hal ini di sektor pertanian (15). Hal tersebut sejalan dengan kolaborasi antara Indonesia dan IFAD yang bertujuan menangani isu kemiskinan, khususnya di wilayah pedesaan seperti Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Salah satu hasil dari kerja sama ini adalah lahirnya program YESS. Dalam pelaksanaannya, program ini tidak hanya melibatkan aktor-aktor pada tingkat pemerintah pusat, tetapi juga melibatkan pemerintah daerah mulai dari tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, hingga ke masyarakat setempat sebagai penerima manfaat utama.
Kabupaten Bone, sebagai salah satu daerah agraris utama di Sulawesi Selatan, memiliki peran strategis dalam produksi pangan, khususnya padi dan komoditas tanaman pangan lainnya (16). Namun, meskipun memiliki potensi sumber daya alam yang besar, wilayah ini masih menghadapi sejumlah kendala klasik, seperti rendahnya tingkat pendidikan petani, dominasi petani usia lanjut, serta minimnya akses teknologi dan modal usaha bagi generasi muda. Untuk menjawab tantangan tersebut, IFAD melalui Program YESS memprioritaskan Kabupaten Bone sebagai salah satu lokasi pelaksanaan program sejak 2019. Keterlibatan IFAD di Bone menjadi upaya nyata dalam memberdayakan pemuda desa, khususnya di sektor pertanian, dengan tujuan menciptakan wirausahawan muda yang mandiri, inovatif, dan berorientasi bisnis. Hadirnya wirausaha muda baru di Kabupaten Bone yang mulai merintis berbagai usaha di bidang pertanian, seperti budidaya kakao, sayuran, dan usaha pengolahan hasil pertanian. Tidak hanya sekadar bertani, mereka juga mulai menerapkan pendekatan bisnis dengan memanfaatkan pelatihan manajemen usaha, akses pasar, dan pendanaan dari program YESS. Hal ini turut mendorong peningkatan produktivitas sektor pertanian, membuka lapangan kerja baru, serta secara perlahan mengurangi angka kemiskinan di wilayah pedesaan (17).
Pelaksanaan Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services di Kabupaten Bone
Dalam pelaksanaan program YESS di Kabupaten Bone ini, program inti terdiri dari 4 poin sebagai berikut:
Pertumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP)
Program Pertumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP) merupakan salah satu inisiatif utama dalam program YESS yang bertujuan untuk meningkatkan minat dan keterampilan kewirausahaan pemuda pedesaan di sektor pertanian. Sebagai tahapan awal pelaksanaan, program ini dilaksanakan melalui pelatihan dan pendampingan berkelanjutan yang dirancang untuk mempercepat pertumbuhan serta pengembangan kapasitas Lembaga Penyelenggara Pendidikan Pertanian (LP3) sebagai pusat inovasi dan kewirausahaan pertanian yang adaptif terhadap perkembangan industri (18).
Di Kabupaten Bone, implementasi program PWMP diawali dengan kegiatan berbentuk seminar yang diberikan kepada masyarakat peserta Program YESS. Seminar ini mengangkat topik tentang Literasi Keuangan dan Motivasi Bisnis, sebagai bagian dari tahapan penyadaran (awareness stage). Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pemahaman dan dorongan kepada generasi muda agar memiliki kesadaran, kemandirian, serta motivasi dalam mengelola pertanian secara berkelanjutan dan berorientasi pada keuntungan.
Sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan Fasilitator Muda (Famus) dalam Program YESS, beliau mengatakan:
“Jadi untuk mengakses inikan tahapan pertama itu para pemuda ini kita daftarkan di Management Information System (MIS), nah itu aplikasinya dipegang oleh masing-masing Fasilitator Pemuda, kita masukkan dulu di sistem, nama-namanya untuk didata sebagai calon peserta, setelah itu mereka malakukan pengisian formulir pendaftaran dan mengapload proposal rencana usaha. Kemudian kami melakukan verifikasi datanya, dan calon peserta itu akan menerima email dari kami. Kemudian bagi para peserta yang layak akan resmi diterima menjadi peserta Pertumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP).” — Famus, Fasilitator Muda |
Pernyataan tersebut menggambarkan secara jelas bagaimana proses rekrutmen peserta dilakukan pada tahap awal, yang mencakup pendataan, verifikasi, hingga penetapan peserta resmi program. Melalui program ini, peserta tidak hanya memperoleh pengetahuan dan motivasi, tetapi juga mendapat peluang untuk mengembangkan usaha pertaniannya dengan dukungan dana hibah dari Program YESS. PWMP mendorong pemuda milenial untuk mewujudkan ide kewirausahaannya dalam bentuk bisnis nyata, sehingga mereka dapat menjadi pencipta lapangan kerja (job creator) di sektor pertanian.
Pelatihan
Pelatihan memiliki kaitan yang erat dengan pengelolaan sumber daya manusia, yang mencakup tahap perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, hingga evaluasi. Aspek pelatihan mencakup tiga dimensi utama, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi. Dalam program YESS, sebagian besar materi pelatihan berbentuk praktik langsung, disertai dengan sesi pembelajaran dalam kelas mini (19). Materi tersebut dirancang untuk menyampaikan pengetahuan ringkas mengenai berbagai topik terkait kewirausahaan dan pengelolaan bisnis, seperti penyusunan proposal bisnis, literasi keuangan, motivasi bisnis, start up, workshop (20).
Dari program YESS ini, pada Kabupaten Bone sendiri telah melakukan pelatihan berkelanjutan yang dilakukan dibeberapa tempat di Kabupaten Bone. Seperti desa Libureng kecamatan Tonra melakukan pelatihan proposalbisnis yang bertujuan untuk menyiapkan peserta afgar dapat berkompetisi, kecamatan Lappariaja melakukan pelatihan start-up, kecamantan Tanete Riattang pelatihan peningkatan manajemen bisnis dan lainnya (lihat Gambar 2).

Magang Bersertifikat
Program bersertifikat merupakan salah satu komponen utama dalam program YESS yang bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda menjadi wirausaha di sektor pertanian melalui peningkatan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pembangunan industri pertanian. Selain itu, pelaksanaan magang dalam program ini memberikan tambahan wawasan kewirausahaan bagi peserta. Magang juga membuka peluang bagi pemuda untuk terlibat secara langsung dalam proyek nyata di lokasi magang. Salah satu keuntungan yang dapat diperoleh peserta adalah kemungkinan untuk direkrut sebagai tenaga kerja di tempat magang tersebut. Di samping itu, peserta juga berkesempatan membangun jejaring dan hubungan profesional yang dapat mendukung perkembangan karir mereka di masa mendatang. Selain memberikan manfaat bagi pengembangan karir, program magang ini juga memberikan kesempatan bagi peserta untuk memperluas jaringan dan membina relasi profesional yang dapat mendukung kemajuan karir di masa mendatang. Program ini diselenggarakan selama tiga bulan, dan para peserta akan memperoleh sertifikat dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) sebagai bukti pengakuan atas keterampilan yang telah dikuasai (21).
Di Kabupaten Bone itu sendiri, jumlah peserta magang terdapat sebanyak 27 orang pada tahun 2021 dimana pada tahun ini terdiri dari 18 orang laki-laki, dan Perempuan sebanyak 9 orang. Kemudian pada tahun 2022 terdapat sebanyak 29 orang, pada tahun ini laki-laki sebanyak 15 orang sedangkan Perempuan sebanyak 14 orang. Kemudian pada tahun 2023 terdapat 28 orang dimana terdiri dari laki-laki sebanyak 15 orang dan perempuan sebanyak 13 orang. Pada tahun 2024 terdapat sebanyak 11 orang yang teridir dari 9 orang laki-laki dan 2 orang Perempuan.
Hibah Kompetitif
Hibah Kompetitif merupakan bantuan modal usaha yang disalurkan oleh IFAD melalui BPPSDMP. Dana ini diberikan secara selektif kepada peserta yang memenuhi syarat dan telah menyepakati ketentuan tertentu. Tujuan utama dari hibah ini adalah mendorong partisipasi pemuda dalam sektor pertanian, sekaligus mengurangi kesulitan dalam mencari pekerjaan. Hibah ini bertujuan untuk mendukung usaha pertanian pemuda, meningkatkan perekonomian desa serta produktivitas tenaga kerja, dan mendorong regenerasi pelaku usaha pertanian. Program ini menyasar pemuda desa yang tergabung dalam Program YESS, telah memiliki usahadi bidang pertanian, dan telah mengikuti pelatihan terkait (lihat Gamber 3). Hibah kompetitif ditujukan bagi generasi muda milenial yang telah terdaftar dalam Program YESS dan telah mengikuti pelatihan penyusunan proposal bisnis. Setelah pelatihan, setiap peserta wajib menyusun proposal usaha secara mandiri. Sebelum dinyatakan sebagai penerima hibah, kelayakan usaha peserta akan dinilai terlebih dahulu melalui visitasi langsung oleh perwakilan dari Kementerian (22).

Di kabupaten Bone itu sendiri penerima dana hibah sudah dilakukan mulai tahun 2021 hingga tahun 2024. Dimana pada tahun 2021 sebanyak 33 orang yang mendapatkan dana hibah, Kemudian ditahun 2022 terdapat 79 orang, sedangkan pada tahun 2023 terdapat sebanyak 46 orang, dan pada tahun 2024 terdapat 47 orang. Jika diakumulasikan dari tahun 2021 hingga 2024 terdapat sebanyak 205 orang yang telah mendapatkan dana hibah dari program YESS.
Dampak Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) dalam Mendorong Perkembangan Kewirausahaan Pertanian di Kabupaten Bone
Data statistik menunjukkan bahwa pada tahun 2018, persentase lapangan usaha pertanian di Kabupaten Bone berada di angka 49.3%, turun tipis dari tahun 2014 yang sebelumnya sebesar 49.40% (23) Hal ini diperkuat dengan meningkatnya angka kemiskinan di Kabupaten Bone, di mana pada tahun 2018 tercatat sebesar 10.60%atau sekitar 92.184 jiwa, naik dibandingkan tahun 2014 yang hanya sebesar 10.12% atau sekitar 76.010 jiwa (24) Sementara itu, Program YESS mulai diluncurkan secara nasional di Indonesia pada tahun 2019, namun baru diimplementasikan di Kabupaten Bone pada tahun 2021.
Adanya program ini terbukti memberikan dampak positif, terlihat dari data persentase penduduk usia kerja berdasarkan kegiatan utama dan wilayah tempat tinggal di Kabupaten Bone (lihat Gambar 4). Pada tahun 2020, sektor pertanian di pedesaan menyerap tenaga kerja sebesar 64.20%, kemudian mengalami peningkatan menjadi 64.32% di tahun 2021, dan kembali naik pada tahun 2022 mencapai 66.77%. Sedangkan pada tahun 2023, terdapat sebanyak 67.03% (25).
Inisiatif ini juga, sejalan dengan perencanaan pembangunan yang telah disusun oleh pemerintah. Dalam kolaborasinya dengan IFAD, Indonesia mengembangkan program YESS yang bertujuan untuk mewadahi kreativitas generasi muda dalam berkarya serta berwirausaha di bidang pertanian.
Selain itu berdasarkan hasil pertaniannya juga meningkat, dimana Berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bone dan sejumlah sumber pendukung, tercatat adanya peningkatan signifikan di sektor pertanian selama periode 2021–2022. Produksi padi di Kabupaten Bone mengalami kenaikan dari 808.28 ribu ton pada tahun 2021 menjadi 915.98 ribu ton di tahun 2022, atau meningkat sebesar 13.32%. Selain itu, luas lahan panen juga bertambah dari 165.25 ribu hektare pada 2021 menjadi 186.09 ribu hektare di 2022, naik sekitar 12.60% (26).

Indikator | 2021 | 2022 | Kenaikan (%) |
Produksi Padi (ton) | 808,280 | 915,980 | 13.32% |
Luas Panen (ha) | 165,250 | 186,090 | 12.60% |
Pertumbuhan Ekonomi | - | 5.23% | - |
Secara keseluruhan, perekonomian Kabupaten Bone tahun 2022 tumbuh sebesar 5,23 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bone dan sejumlah sumber pendukung, tercatat adanya peningkatan signifikan di sektor pertanian selama periode 2021–2022. Produksi padi di Kabupaten Bone mengalami kenaikan dari 808,28 ribu ton pada tahun 2021 menjadi 915,98 ribu ton di tahun 2022, atau meningkat sebesar 13,32 persen. Selain itu, luas lahan panen juga bertambah dari 165,25 ribu hektare pada 2021 menjadi 186,09 ribu hektare di 2022, naik sekitar 12,60 persen (26).
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa pengembangan kewirausahaan di sektor pertanian memiliki peran strategis yang patut dimanfaatkan, sebab potensi lahan yang tersedia bisa menjadi peluang besar dalam memenuhi kebutuhan hidup sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Terlebih di era modern seperti saat ini, pemanfaatan teknologi secara optimal menjadi salah satu upaya penting dalam mengembangkan usaha. Kondisi ini menuntut masyarakat agar mampu berinovasi dan bersaing dalam dunia bisnis guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan pengetahuan, aktivitas bisnis pun mengalami pertumbuhan yang pesat, termasuk di bidang pertanian. Mengingat Indonesia merupakan negara agraris dengan ketersediaan lahan yang luas, sektor ini memiliki potensi besar untuk diolah menjadi usaha yang menghasilkan nilai ekonomi. Keberadaan kewirausahaan di sektor pertanian juga memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan perekonomian nasional, khususnya dalam membuka lapangan pekerjaan baru di bidang pertanian. Dengan demikian, terciptalah peluang bagi generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian sekaligus membantu menurunkan tingkat pengangguran di Indonesia. Selain itu, penguatan kewirausahaan pertanian ini juga menjadi langkah antisipasi terhadap berbagai tantangan yang dihadapi sektor pertanian di masa mendatang.
Dalam YESS yang dijalankan di Kabupaten Bone memberikan dampak positif terhadap perkembangan kewirausahaan pertanian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Program ini terbukti mampu meningkatkan partisipasi generasi muda dalam sektor pertanian, yang ditunjukkan oleh kenaikan persentase tenaga kerja pertanian di pedesaan dari 64.20% pada tahun 2020 menjadi 66.77% pada tahun 2022. Selain itu, program ini juga berkontribusi terhadap peningkatan produksi padi dan luas lahan panen secara signifikan dalam kurun waktu 2021–2022. Peningkatan produksi padi sebesar 13.32% dan luas panen sebesar 12.60% menunjukkan adanya perbaikan produktivitas sektor pertanian, yang turut mendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bone sebesar 5.23% pada tahun 2022, dengan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebagai penyumbang terbesar.
Selama pelaksanaannya, program YESS memberikan dampak positif yang dirasakan langsung oleh masyarakat yang terlibat. Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai empat orang sebagai perwakilan peserta program YESS, yang merupakan pemuda dan pemudi yang pernah mengikuti kegiatan Hibah Kompetitif dan Magang Bersertifikat. Berdasarkan hasil wawancara dengan para alumni program tersebut, mereka mengaku mendapat banyak manfaat dari keikutsertaan mereka. Hal ini terungkap saat peneliti berbincang dengan salah satu peserta, yakni Rapli, alumni program Magang Bersertifikat di Kakao Expert PT. Maras sekaligus anggota Klaster Kakao dalam program Hibah Kompetitif, yang menyatakan:
“Dengan hadirnya Program YESS di Kabupaten Bone memberikan dampak yang banyak bagi saya. Karena saya termasuk dari bagian program YESS. Dengan hadirnya program ini, saya bisa menimbah ilmu di Luwu Timur untuk mempelajari bagaimana cara Budidaya Kakao. Bukan cuman itu, banyak sekali pelatihan-pelatihan yang dijalankan oleh Program YESS. Sehingga para pemuda atau masyarakat bisa mengembangkan diri terutama dibagian Pertanian. Maka dari itu saya selaku warga Kabupaten Bone dan menjadi bagian dari Program YESS yang selama ini mensuport para pemuda atau petani-petani milenial yang ada di Kecamatan Lamur. Dan memberikan wadah bagi kami untuk terus berkembang dibidang pertanian.” — Rapli, alumni program Magang Bersertifikat |
Selain itu, dampak positif serupa juga dirasakan oleh tiga peserta lainnya, termasuk Ahmad Ifal, perwakilan dari Kabupaten Bone, yang pernah mengikuti program Magang Bersertifikat di Luar Negeri, tepatnya di Taiwan. Program magang ini didanai oleh IFAD melalui Program YESS. Dalam pandangannya, ia menyampaikan bahwa:
“Dengan hadirnya Program YESS ini, menciptakan petani milenial yang baik untuk masa depan pertanian, serta membuka mata para petani muda bahwasanya bertani itu penting untuk negara.” — Ahmad Ifal, alumni program Magang Bersertifikat |
Menurutnya, keberadaan program ini memberikan kontribusi besar dalam menambah wawasan dan pengetahuan secara lebih efektif, yang sangat bermanfaat untuk mendukung upaya pemberdayaan petani di masa depan. Hal tersebut didasarkan pada dampak positif yang ia rasakan secara langsung. Ia juga berharap pengalamannya dapat menjadi contoh dan mendorong masyarakat lainnya yang masih ragu untuk turut serta dalam program ini.
Informan ketiga dalam penelitian ini adalah Rahma Eka Sari, salah satu anggota penerima Hibah Kompetitif Klaster Kakao, yang memperoleh dana sebesar Rp93 juta. Dana tersebut berhasil dimanfaatkannya untuk membeli peralatan dan bahan yang lebih layak guna mendukung kemajuan perkebunannya, sehingga ia dapat mengelola usaha pertaniannya dengan lebih optimal. Pencapaian ini tidak lepas dari edukasi yang ia peroleh melalui pelatihan dalam program YESS, serta dukungan dana yang diberikan. Rahma Eka Sari menyampaikan bahwa:
“Kehadiran Program YESS memiliki dampak yang sangat baik, mengingat semakin banyak wirausaha muda dibidang pertanian belum mengerti cara mengelolah hasil tani yang lebih berkelanjutan, juga beberapa dibidang pertanian dulunya hanya menanam kemudian menjual, namun sekarang banyak yang mulai dan mencatat keuangan mereka. Seperti saya ini, saya punya kebun satu hektar yang kutanami coklat, banyak keluargaku protes, tapi tidak saya hiraukan. Karena memang bukan sekarang, kutunggupi dulu hasilnya. Dan Alhamdulillahnya sekarang saya bisa rasakan hasilnya dan itu sangat membantu saya dalam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Setiap kali panen saya mendapatan 2 jt, tapi 1 jt saya gunakan untuk replanting, dan 1 jt lagi keuntungan saya setiap kali panen. Kebun satu hektar dengan pengelolaan yang baik bisaa mki nasiapkan pensiun umur 40an kalau kita kelola dari umur 20an.” — Rahma Eka Sari, penerima Hibah Kompetitif |
Informan keempat adalah Rustan, yang sebelumnya menjabat sebagai ketua Klaster Hibah Kompetitif Kakao dan mewakili kelompoknya dalam menerima dana hibah sebesar Rp93 juta. Namun, posisinya kini telah digantikan oleh Riska karena Rustan telah diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Hal ini sesuai dengan ketentuan bahwa peserta Program YESS tidak boleh berstatus sebagai pelajar, mahasiswa, ataupun ASN. Dalam wawancaranya, Rustan juga menyampaikan pandangan yang sejalan dengan informan lainnya, bahwa program YESS memberikan dampak positif yang nyata. Ia menyatakan bahwa:
“Sebelum gabung diprogram ini tentunya minim pengetahuan tentang program tersebut, setelah join banyak perubahan yang terjadi pengetahuan tentang program tersebut yang tentunya materi-materi yang didapatkan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkup pertanian maupun tidak. Program tersebut juga mengajari kita tentang proposal bisnis dan literasi keuangan dengan baik. Dari program ini juga saya lumayan mendapatkan banyak keuntungan, selain dari segi materi pelatihannya, saya juga mendapatkan keuntungan dari segi pendapatannya, dimana setiap panennya saya mendapatkan 3 jt, namun 2 jt habis untuk replanting dan dana bersihnya sekitar 1 jutaan.” — Rustan, ketua Klaster Hibah Kompetitif |
Dari temuan ini dapat disimpulkan bahwa seluruh peserta yang terlibat dalam Program YESS merasakan manfaat yang tidak hanya bersifat jangka pendek, tetapi juga berkelanjutan. Program ini membantu mereka dalam mengelola dan mengatur hasil kebun dengan lebih baik, sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengetahuan dan praktik pertanian berkelanjutan guna mendongkrak pendapatan. Selain itu, mereka juga memperoleh keuntungan nyata dari hasil panen yang dikelola secara lebih efektif. Kehadiran Program YESS dirasakan membawa perubahan signifikan dibandingkan kondisi sebelum mereka bergabung. Para peserta mengaku mendapatkan banyak wawasan baru, khususnya di bidang pertanian, serta merasa lebih termotivasi untuk terus berinovasi. Hal ini juga ditegaskan oleh Rapli yang menyampaikan bahwa:
“Saya selaku petani merasa berkembang setelah adanya program ini. Saya merasakan manfaat dana Klaster sebesar 93 juta. Dari Program YESS untuk membantu saya bergerak di bidang Budidaya Kakao. Hal ini yang menjadi keunggulan dari Program YESS yaitu dengan memberdayakan petani-petani yang ada di kabupaten Bone. Dengan bantuan Hibah untuk bergerak di Pertanian. Bukan cuman itu, saya juga merasakan manfaat lainnya, dengan kehadiran Program YESS yaitu Start Up Bisnis di Luwu Timur, sekarang saya memiliki bisnis di bidang pertanian yaitu pembibitan. Hal ini semua saya dapatkan karena berkat Program YESS dan juga berkat pelatihan yaitu dengan ilmu yang begitu banyak sehingga saya bisa membangun bisnis Pembibitan.” — Rapli |
Meskipun Program YESS memberikan banyak manfaat, namun tidak terlepas dari berbagai hambatan dan tantangan. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya sektor pertanian sebagai penopang keberlanjutan hidup. Banyak di antara mereka yang belum memiliki minat yang kuat terhadap dunia pertanian, karena cenderung berorientasi pada cara mendapatkan penghasilan secara cepat. Selain itu, pemahaman tentang pentingnya pengelolaan keuangan untuk mendukung stabilitas ekonomi pribadi juga masih minim.
Sebagai langkah solutif, program YESS menyelenggarakan kegiatan sosialisasi kepada para pemuda dengan fokus pada literasi keuangan dasar. Kegiatan ini dilakukan melalui kerja sama dengan pemerintah kecamatan, pemerintah desa, tokoh pemuda, dan tokoh masyarakat setempat. Sosialisasi ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya mengelola keuangan dan membangun jiwa kewirausahaan. Materi literasi keuangan yang disampaikan mencakup prinsip dasar manajemen ekonomi rumah tangga, pengaturan waktu, serta cara mencari peluang untuk meningkatkan pendapatan.
Kesimpulan
Program YESS di Kabupaten Bone terbukti berkontribusi positif dalam meningkatkan keterlibatan dan kemandirian ekonomi generasi muda di sektor pertanian melalui pelatihan, pendampingan, dan akses usaha. Namun, penelitian ini masih terbatas pada pendekatan kualitatif dan belum mengeksplorasi aspek keberlanjutan serta perspektif penyelenggara, sehingga diperlukan studi lanjutan yang lebih komprehensif.
Declarations
Ethics Statement
Not applicable.
Data Availability
The unpublished data is available upon request to the corresponding author.
Funding Information
The author(s) declare that no financial support was received for the research, authorship, and/or publication of this article.
Conflict of Interest
The author declares no conflicting interest.
Reference
- Matheus R. Skenario Pengelolaan Sumber Daya Lahan Kering: Menuju Pertanian Berkelanjutan. Hukum Perumahan. 2018.
- Muslim A. Prospek Ekonomi Ubi Kayu di Indonesia.
- Qonita A. Jumlah Petani Di Indonesia [Internet]. Alinea Id. 2022. p. 1.
- Rivai RS, Anugrah IS. Konsep dan Implementasi Pembangunan Pertanian Berkelanjutan di Indonesia.
- Marpaung N, Bangun IC. Pentingnya Regenerasi Petani dalam Modernisasi Pertanian. Jurnal Kajian Agraria dan Kedaulatan Pangan (JKAKP). 2023 Sep 30;2(2):27–33.
- RENSTRA KEMENTAN 2020-2024 REVISI. 2021 Aug 26;
- BPS Kabupaten Bone. Statistik Ketenagakerjaan Kabupaten Bone 2022 [Internet]. 2023 [cited 2025 Apr 22]. Available from: https://bonekab.bps.go.id/id/publication/2023/12/01/cffd347c56d226516dfebb04/statistik-ketenagakerjaan-kabupaten-bone-2022.html
- Andi Velia Yusnafira. Analisis Kemiskinan Kabupaten Bone Poverty Analysis In Bone Regency. 2024;
- Negeri BKSL. Profil Kerja Sama International Fund For Agricultural Development (IFAD) di Indonesia [Internet]. Biro Kerja Sama Luar Negeri; 2016.
- Kementerian Pertanian. Dokumen Kriteria Kesiapan Kegiatan Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) Programme [Internet]. 2019 [cited 2025 Apr 22]. Available from: https://id.search.yahoo.com/search;_ylt=Awr1SnpvNQdoIgIAClLLQwx.;_ylc=X1MDMjExNDczMzAwMwRfcgMyBGZyA21jYWZlZQRmcjIDc2ItdG9wBGdwcmlkAzFxNndtSHQ3UXZlOEpocUpRclBPbEEEbl9yc2x0AzAEbl9zdWdnAzAEb3JpZ2luA2lkLnNlYXJjaC55YWhvby5jb20EcG9zAzAEcHFzdHIDBHBxc3RybAMwBHFzdHJsAzEwNgRxdWVyeQNET0tVTUVOJTIwS1JJVEVSSUElMjBLRVNJQVBBTiUyMEtFR0lBVEFOJTIwWW91dGglMjBFbnRyZXByZW5ldXJzaGlwJTIwYW5kJTIwRW1wbG95bWVudCUyMFN1cHBvcnQlMjBTZXJ2aWNlcyUyMChZRVNTKSUyMFByb2dyYW1tZQR0X3N0bXADMTc0NTMwMjkyNA--?p=DOKUMEN+KRITERIA+KESIAPAN+KEGIATAN+Youth+Entrepreneurship+and+Employment+Support+Services+%28YESS%29+Programme&fr=mcafee&type=E210ID1589G0&fr2=sb-top
- Kabupaten Bone Penyumbang Padi Terbesar di Sulawesi Selatan [Internet]. 2020 [cited 2025 Apr 22]. Available from: https://berita-sulsel.com/2020/09/23/kabupaten-bone-penyumbang-padi-terbesar-di-sulawesi-selatan/
- Media Biro KLN. International Fund for Agricultural Development (IFAD). 2001;
- Bakry US. Dasar-Dasar Hubungan Internasional. 2017.
- Banyu AA, Perwita YMY. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA; 2006.
- K.J Holsti. Politik Internasional: Suatu Kerangka Analisis. 1997.
- Dinas Ketahan Pangan Kabupaten Bone. Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bone. 2024.
- POLBANGTAN Gowa. Jaring Minat Bertani Generasi Muda Bone, Kementan Gelar Open Day [Internet]. 2023 [cited 2025 Apr 24]. Available from: https://polbangtan-gowa.ac.id/jaring-minat-bertani-generasi-muda-bone-kementan-gelar-open-day/?utm_source=chatgpt.com
- Dirgahayu. Kerjasama Indonesia-IFAD melalui Program YESS dalam Pemberdayaan Petani Muda di Kabupaten Maros Tahun 2021-2022. 2024;
- Sudirwo Sudirwo, Budi Santoso, Angga Tri Aditia Permana. Analisis Pendapatan Usaha Petani Milenial melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) di Kalimantan Selatan. Jurnal Triton. 2023 Jun 16;14(1):248–62.
- Hibah YESS Kementerian Pertanian. YESS - Youth Enterpreneurship and Employment Support Service [Internet]. 2021 [cited 2025 Jun 2]. Available from: https://hibah.yesskementan.org/program/hibah-kompetitif
- Daminih I, Malia R, Suryana A, Syarif F. Evaluasi Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Warungkondang Evaluation Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) in Warungkondang Sub-District Agricultural Extension Center. Vol. 02, Journal of Sustainable Agribusiness. 2023.
- Drian Adiwijaya H. Peran Mobilizer Yess Dalam Menciptakan Petani Milenial Kabupaten Subang. BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 2023;4(4):2481–8.
- BPS Kabupaten Bone. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bone Menurut Lapangan Usaha 2014-2018 - Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone [Internet]. 2019 [cited 2025 Apr 24]. Available from: https://bonekab.bps.go.id/id/publication/2019/08/16/b66d51b56057b7f4cdde9d91/produk-domestik-regional-bruto-kabupaten-bone-menurut-lapangan-usaha-2014-2018.html
- Ketahanan B, Pertanian PK, Ketahanan P, Kerentanan Pangan D. Food Security and Vulnerability Atlas. 2019.
- BPS Kabupaten Bone. Statistik Ketenagakerjaan Kabupaten Bone 2022 [Internet]. 2023 [cited 2025 Apr 24]. Available from: https://bonekab.bps.go.id/id/publication/2023/12/01/cffd347c56d226516dfebb04/statistik-ketenagakerjaan-kabupaten-bone-2022.html
- BPS Kabupaten Bone. Hasil Pencacahan Lengkap Sensus Pertanian 2023 - Tahap II: Usaha Pertanian Perorangan (UTP) Perikanan Kabupaten Bone [Internet]. 2024 [cited 2025 Apr 24]. Available from: https://bonekab.bps.go.id/id/publication/2024/08/23/69abc60117487af299c68006/hasil-pencacahan-lengkap-sensus-pertanian-2023---tahap-ii-usaha-pertanian-perorangan--utp--perikanan-kabupaten-bone.html