Mendengkur ternyata mempengaruhi kesehatan metabolik terutama pada perempuan
Dalam studi terbaru yang melibatkan hampir 2.500 partisipan di Korea, peneliti menemukan hubungan menarik antara kebiasaan mendengkur dan sindrom metabolik, yang sering dikaitkan dengan risiko penyakit jantung, diabetes, dan stroke.
Abd. Kakhar Umar
Tuesday, 10 October 2023
ETFLIN original image generated by AI
Dalam penelitian ini, sejumlah besar partisipan, baik pria (827) maupun wanita (1.651), telah disertakan untuk mengidentifikasi potensi hubungan antara mendengkur dan kondisi kesehatan metabolik. Hasil menarik pertama yang ditemui adalah bahwa pria memiliki tingkat mendengkur yang lebih tinggi dibandingkan wanita—16,8% dibandingkan dengan 7,8%.
Namun, temuan yang lebih menarik adalah terkait dengan indeks massa tubuh (BMI). Ternyata, individu yang mendengkur memiliki BMI yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak mendengkur, dengan nilai rata-rata 21,4 dibandingkan 20,9. Hal ini menandakan bahwa mendengkur berkaitan dengan peningkatan berat badan dan lemak tubuh.
Tingkat trigliserida (TG) dan kolesterol high-density lipoprotein (HDL) juga menjadi fokus penelitian ini. Hasilnya menunjukkan bahwa individu yang mendengkur memiliki tingkat TG yang lebih tinggi dan tingkat HDL yang lebih rendah, faktor-faktor yang memainkan peran penting dalam pengembangan sindrom metabolik.
Namun, penemuan yang paling signifikan adalah bahwa hubungan antara mendengkur dan sindrom metabolik tetap kuat bahkan pada orang yang tidak mengalami obesitas. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam kelompok non-obes dengan BMI kurang dari 23 kg/m2, individu yang mendengkur memiliki prevalensi sindrom metabolik yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak mendengkur.
Menariknya, korelasi ini lebih terlihat pada wanita. Meskipun pada pria non-obes, tidak ada hubungan signifikan antara mendengkur dan sindrom metabolik, namun pada wanita non-obes, khususnya pada kelompok usia 40-49 tahun, terdapat hubungan yang kuat antara mendengkur dan sindrom metabolik.
Temuan ini memberikan wawasan baru dalam hubungan antara pola tidur dan kesehatan metabolik, terutama pada perempuan. Studi ini memberikan dukungan lebih lanjut bagi pentingnya memperhatikan tidur dan gejala mendengkur bahkan pada individu dengan berat badan normal. Kita perlu lebih memahami kaitan ini dan potensi implikasinya dalam manajemen kesehatan.
Dikutip dari: Chang, S.W., Lee, H.Y., Choi, H.S. et al. Snoring might be a warning sign for metabolic syndrome in nonobese Korean women. Sci Rep 13, 17041 (2023). https://doi.org/10.1038/s41598-023-44348-4