Riset terbaru mengungkap alasan mengapa bernapas perlahan membuat hidup lebih baik
Penelitian terbaru membuktikan bahwa laju pernapasan yang lebih lambat mempengaruhi kesejahteraan secara positif, membantu mengontrol emosi, dan meningkatkan kualitas hidup.
Abd. Kakhar Umar
Sunday, 24 September 2023
ETFLIN original image generated by AI
Ternyata, ada suatu hal yang sederhana dan bisa dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, yang dapat membawa dampak positif pada kesehatan mental dan fisik jangka panjang. Apa itu? Bernapas dengan perlahan. Bagi orang awam, ini mungkin terdengar lucu tapi tidak dengan olahragawan dan saintis.
Siapa yang tidak tahu dengan Ade Rai? seorang bodybuilder professional yang juga aktif membagikan informasi mengenai kesehatan dan fitness, pernah menyampaikan dalam salah videonya bahwa mengatur pernapasan dengan perlahan akan memperbaiki kesehatan serta memperpanjang usia. Hal ini dibuktikan oleh penelitian terbaru yang dipublikasikan oleh Nature.
Mari kita telusuri lebih dalam mengenai penemuan menarik ini.
Laju pernapasan menjadi tanda kesejahteraan
Penelitian terbaru mendukung gagasan bahwa laju pernapasan dapat menjadi biomarker yang menggambarkan tingkat kesejahteraan seseorang. Studi ini menemukan bahwa orang-orang dengan laju pernapasan yang lebih lambat memiliki tingkat kesejahteraan yang lebih baik, baik secara mental maupun fisik. Mereka yang bernapas perlahan lebih bisa mengkontrol emosi, tidak sensitif secara interpersonal, rendah riwayat penyakit, dan baik hati secara psikologis.
Berbeda dengan kelompok uji yang bernapas lebih cepat, mereka cenderung mudah mengalami stress dan kecemasan, dan ini tidak terkait dengan gender dan usia. Artinya, baik pria maupun wanita, dari anak sampai lansia dapat menerapkan metode pernapasan perlahan ini.
Dikatakan bahwa metode terbaik dengan hasil yang optimal adalah satu tarikan napas dan satu lepasan napas per menit.
Efek positif dari pelatihan pikiran
Hasil penelitian ini juga menyoroti manfaat besar dari latihan pengkontrolan pikiran. Pelatihan ini juga mengungkapkan bahwa meditasi pikiran mampu mengkontrol laju pernapasan. Melalui meditasi pikiran secara tidak sadar akan mendorong pernapasan jadi lebih lambat, mempengaruhi berbagai sistem biologis, dan menghasilkan perbaikan dalam kondisi kesehatan fisik dan mental.
Denyut jantung sebagai tanda alternatif kesejahteraan
Selain laju pernapasan, studi ini juga menunjukkan bahwa denyut jantung dapat menjadi tanda yang lebih umum untuk kesejahteraan yang dilaporkan oleh partisipan.
Dengan menerapkan hasil penelitian ini, kita dapat mengambil langkah-langkah kecil untuk memperbaiki kualitas hidup kita. Mulailah dengan memperhatikan pola pernapasan Anda. Latih diri Anda untuk bernapas lebih perlahan dan secara teratur, kapan pun Anda merasa stres atau ingin mendapatkan momen ketenangan.
Dilansir dari: Kral, T.R.A., Weng, H.Y., Mitra, V. et al. Slower respiration rate is associated with higher self-reported well-being after wellness training. Sci Rep 13, 15953 (2023). https://doi.org/10.1038/s41598-023-43176-w