Terungkap: vaksin Moderna lebih efektif daripada SinoVac
Berdasarkan hasil tes imunogenisitas, ternyata vaksin Moderna lebih efektif dibandingkan dengan SinoVac (CoronaVac).
Abd. Kakhar Umar
Monday, 25 September 2023
ETFLIN original image generated by AI
Saat ini, pandemi COVID-19 telah menjadi tantangan global yang memerlukan respons cepat dan efektif. Salah satu solusi yang paling diandalkan adalah vaksinasi massal. Dalam upaya mengendalikan penyebaran virus, berbagai vaksin telah dikembangkan dan diimplementasikan. Dua di antaranya yang cukup terkenal adalah BNT162b2 dan CoronaVac. Namun, apa sebenarnya perbedaan dan efikasi dari kedua vaksin ini?
BNT162b2: menyusuri jejak vaksin Moderna-Pfizer
BNT162b2, yang juga dikenal sebagai vaksin Pfizer-BioNTech, merupakan salah satu vaksin COVID-19 pertama yang disetujui untuk digunakan secara darurat di berbagai negara. Vaksin ini dikembangkan oleh perusahaan biofarmasi Pfizer dan BioNTech. BNT162b2 menggunakan teknologi RNA Messenger (mRNA) yang inovatif untuk memberikan perlindungan terhadap virus SARS-CoV-2, penyebab COVID-19.
Teknologi mRNA pada BNT162b2 memungkinkan tubuh manusia untuk menghasilkan bagian dari spike protein virus, yang kemudian akan memicu respons kekebalan tubuh. Respons kekebalan ini akan membantu melawan infeksi jika tubuh terpapar virus secara alami. BNT162b2 menghadirkan janji untuk memberikan tingkat keamanan dan efikasi yang tinggi dalam melindungi masyarakat dari COVID-19.
CoronaVac: berawal dari Sinovac, menjulang dari tradisi vaksin inaktif
Sementara itu, CoronaVac adalah vaksin yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech, perusahaan farmasi asal Tiongkok. Vaksin ini menggunakan pendekatan tradisional dengan mengandalkan virus yang telah dimatikan (inaktif) sebagai bahan utamanya. Virus yang telah dimatikan tidak dapat menyebabkan penyakit, tetapi mampu merangsang respons kekebalan tubuh.
Konsep vaksin inaktif sudah dikenal dan terbukti efektif dalam melawan penyakit lain seperti influenza dan polio. Dengan berlandaskan pendekatan ini, CoronaVac diharapkan dapat memberikan perlindungan yang andal terhadap virus SARS-CoV-2.
Perbandingan efikasi vaksin: keamanan dan perlindungan jangka panjang
Penting untuk membandingkan efikasi kedua vaksin ini dari berbagai aspek, termasuk tingkat keamanan, efikasi dalam mencegah infeksi, serta keberlanjutan perlindungan jangka panjang.
Efikasi dalam mencegah infeksi dan gejala berat
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, vaksin BNT162b2 telah menunjukkan efikasi yang sangat tinggi dalam mencegah infeksi COVID-19 dan gejala berat terkait. Hasil studi menunjukkan efikasi sekitar 95% dalam mencegah COVID-19, menggambarkan tingkat perlindungan yang sangat baik.
Di sisi lain, CoronaVac juga telah terbukti efektif dalam mencegah penyakit COVID-19, namun dengan efikasi yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan BNT162b2. Studi menunjukkan efikasi sekitar 50-80% tergantung pada populasi dan varian virus yang beredar.
Keamanan
Kejadian hipertensi lebih rendah pada kelompok yang menerima BNT162b2 dibandingkan dengan CoronaVac. Perubahan komposisi flora normal di usus juga terdampak oleh kedua vaksin ini. Baca juga: Fakta menarik: ternyata vaksinasi berdampak pada ekosistem flora normal ususmu.
Perlindungan jangka panjang
Salah satu aspek penting dalam evaluasi efikasi vaksin adalah perlindungan jangka panjang. Studi menunjukkan bahwa BNT162b2 memberikan perlindungan yang andal selama enam bulan setelah vaksinasi pertama. Respons kekebalan tubuh terhadap vaksin ini tetap kuat dan stabil.
Demikian pula, CoronaVac juga menunjukkan kemampuan untuk memberikan perlindungan jangka panjang, meskipun diperlukan pembaruan atau dosis tambahan untuk mempertahankan tingkat kekebalan yang optimal. Sistem imun dilaporkan sudah hilang setelah enam bulan pemberian vaksin CoronaVac.
Peran imunitas dalam perbandingan vaksin
Penting untuk memahami bahwa efikasi vaksin tidak hanya bergantung pada jenis vaksin yang digunakan, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti keadaan kesehatan individu, usia, dan respons imun tubuh terhadap vaksin.
Respons imun tubuh
Vaksin BNT162b2, dengan pendekatan mRNA-nya, merangsang tubuh untuk memproduksi bagian dari spike protein virus, memicu respons kekebalan tubuh yang kuat. Sementara itu, CoronaVac, dengan menggunakan virus yang dimatikan, juga merangsang respons kekebalan tubuh meskipun mungkin dengan mekanisme yang sedikit berbeda.
Usia dan kesehatan
Perbedaan dalam respons imun tubuh juga dapat dipengaruhi oleh faktor usia dan keadaan kesehatan individu. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa vaksin mRNA seperti BNT162b2 dapat memberikan respons kekebalan yang lebih kuat pada kelompok usia tertentu, terutama pada kelompok usia lanjut.
Pertimbangan terkait variabel lingkungan
Penting untuk diingat bahwa efikasi vaksin juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan di mana vaksinasi dilakukan. Variabel seperti tingkat penyebaran virus di komunitas, kepatuhan terhadap protokol kebersihan, dan adopsi vaksinasi massal dapat memengaruhi efikasi secara keseluruhan.
Dilansir dari: Peng, Y., Zhang, L., Mok, C.K.P. et al. Baseline gut microbiota and metabolome predict durable immunogenicity to SARS-CoV-2 vaccines. Sig Transduct Target Ther 8, 373 (2023). https://doi.org/10.1038/s41392-023-01629-8